IAI
(IASC) mendefinisi biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) sebagai
berikut :
“Beban
adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu perioda akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.”
Biaya
mempunyai dua karakteristik utama yaitu :
1. Aliran
keluar atau penurunan asset
2. Akibat
kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus
Selain
dua karakteristik utama di atas, terdapat karakteristik lain yang bersifat
sebagai konsekuensi, pendukung, atau penjelas.
Penurunan Aset
Untuk
dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang
menurunkan asset atau menimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik. Pemakaian
bahan baku untuk pembuatan produk tidak dapat disebut sebagai biaya kalau
produk tersebut belum terjual (keluar
dari kesatuan usaha) karena kalau produk belum terjual sebenarnya belum
terjadi penurunan asset. Yang terjadi hanyalah perubahan bentuk asset sebagai
potensi jasa.
Operasi Utama yang Menerus
Tidak
semua penurunan atau konsumsi asset membentuk biaya. Agar menjadi biaya
konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan
usaha. Perusahaan dianggap ingin mendapatkan dan mengukur laba dengan tepat,
harus ada kaitan yang logis antara biaya dan pendapatan
Kenaikan Kewajiban
Semua
badan autoritatif mendefinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan asset
tetapi juga dari kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup
luas untuk mencukupi pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun. Sebagai
contoh adalah tarif pengiriman barang oleh perusahaan ekspedisi yang belum
dibayar perusahaan. Jasa pengiriman telah dikonsumsi dan menimbulkan pendapatan
sehingga biaya harus timbul diikuti dengan kenaikan kewajiban.
Penurunan Ekuitas
Penurunan
ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan asset
mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya pembagian deviden kas merupakan
penurunan asset tetapi tidak dapat disebut sebagai biaya. Jadi, penurunan
ekuitas hanya merupakan karakteristik pendukung makna biaya. Hal ini serupa
dengan keteridentifikasian terbayar sebagai karakteristik pendukung pengertian
kewajiban.
Aliran Fisis atau Moneter ?
Biaya
timbul dari penyerahan/produksi barang atau dari pelaksanaan jasa memberi
isyarat bahwa FASB memaknai biaya sebagai kejadian fisis. Bila asset diganti
dengan barang dan jasa (seperti yang disarankan Kam), aliran tersebut jelas
menunjukkan aliran fisis. Secara semantic, biaya seharusnya didefinisi sebagai
perubahan atau penurunan nilai sehingga timbulnya biaya harus merupakan
kejadian moneter.
Rugi
Kata-kata
kunci yang melekat pada pengertian rugi adalah: 1) Penurunan ekuitas (asset
bersih); 2) Transaksi peripheral atau incidental; 3) Selain apa yang didefinisi
sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik.
Seperti
untung, empat sumber rugi yang di identifikasi FASB adalah (SFAC No.6, prg.
85):
a. Peripheral
dan incidental
b. Transfer
nontimbal-balik
c. Penahanan
asset
d. Factor
lingkungan
Pengakuan Biaya
Pengakuan
menyangkut masalah criteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar
penurunan nilai asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan
masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa
criteria pengakuan telah dipenuhi. Biaya dan rugi tidak mengalami masalah
pembentukan dan realisasi. Oleh karena itu, criteria pengakuan tidak dibedakan
dengan kaidah pengakuan sehingga masalah pengakuan biaya (rugi) adalah kapan
penurunan nilai asset dapat dikatakan telah terjadi atau kapan biaya (rugi)
tealh timbul sehingga jumlah rupiah biaya (rugi) dapat diakui.
Kriteria Pengakuan
Biaya
atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua criteria berikut
terpenuhi (SFAC No. 5,prg. 85) :
a. Konsumsi
manfaat
Biaya
atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan
atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atu
sentral entitas tersebut.
b. Lenyapnya
atau berkurangnya manfaat masa datang
Biaya
atau rugi diakui bilamana asset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah
berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.
FASB
memberikan pedoman umum saat pengakuan
seperti dibawah ini.
Hubungan Kos dan Biaya
Biaya
selalu dapat disebut kos karena kos melekat di dalamnya (konsep dasar kos
melekat). Akan tetapi, kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos dapat
juga merepresentasi asset. Dengan kos sebagai pengukur, criteria konsumsi
manfaat dan kenyelapan manfaat dapat dinyatakan dalam bentuk keterhabisan kos.
Proses dan Konsep
Penandingan
Dua
tahap kritis perlakuan kos adalah pengakuan (aliran masuk sebagai asset) dan
pembebanan (aliran keluar sebagai biaya). Proses penandingan adalah proses
penentuan laba dengan dengan cara mengukur atau menakar dahulu pendapatan untuk
suatu perioda dan barulah kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut. Konsep atau prinsip penandingan adalah dasar pemikiran
untuk menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan
bermakna. Prinsip penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena
alasan berikut:
1) Pengakuan
pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena teknik
pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut.
2) Transaksi
terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan transaksi
terjadinya biaya.
Atas
dasar konsep upaya dan capaian, konsep penandingan menyatakan bahwa untuk mendapatkan
laba periodic yang yang bermakna maka pendapatan yang diakui untuk suatu
perioda harus ditandingkan (diasosiasi) dengan biaya yang dianggap telah
menciptakan pendapatan tersebut.
Menandingkan Bukan Mengkompensasi
Aliran
pendapatan dan kos berbeda dan keduanya mencerminkan dua factor yang berbeda
(upaya dan hasil) sehingga tipa factor harus ditunjukkan secara utuh sesuai
dengan fungsinya. Pos yang satu tidak selayaknya dikompensasi dengan pos yang lain.
Basis Asosiasi
Dalam
rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis asosiasi yang
menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai basis asosiasi
diantaranya sebagai berikut.
Asosiasi Sebab dan Akibat
Konsep
upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berati ada hubungan sebab-akibat
antara biaya dan pendapatan. Oleh Karena itu, basis penandinagn yang paling
masuk akal adalah sebab-akibat walaupun basis ini lebih merupakan asumsi
daripada kenyataan karena dalam banyak hal sulit untuk dibuktikan secara
menyakinkan bahwa biaya menyebabkan pendapatan
Paton
dan Littleton (1970) menyatakan dasar ini adalah yang paling ideal karena
paling merepresentasi konsep upaya dan hasil. Namun penandingan langsung menghadapi
beberapa masalah teknis diantaranya :
·
Identifikasi
Kos Produk
Karena
produk terjual merupakan takaran penandingan, kos produk akan dipecah menjadi
dua komponen yaitu kos produk yang telah terjual dan kos produk yang belum
terjualdan masih menjadi asset perusahaan. Kos yang melekat pada produk terjual
akan langsung dibebenkan sebagai biaya. Kos sediaan baru dibebankan sebagai
biaya kalau produk telah terjual.
- Produk Usang atau Musiman
Masalah
lain yang berkaitan dengan penandingan atas dasar sebab akibat adalah adanya
produk musiman yang tidak laku dijual. Persoalannya adalah apakah kos produk
musiman yang tidak terjual merupakan sebab (sebagai biaya) atau bukan (sebagai
rugi) . Sediaan akhir yang tidak terjual sebenarnya merupakan upaya (biaya)
atau sebab untuk mendatangkan penjualan yang dicapai musim tertentu. Jadi tidak
selayaknyalah kos sediaan yang tidak terjual diperlakukan sebagai rugi.
·
Barang
Rusak
Kelayakan
ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kondisi yang melingkupi
suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang normal atau bahkan
merupakan prasyarat untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik, kos barang
yang rusak dapat dianggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan. Sebaliknya,
kalau kerusakan atau cacatnya produk merupakan hal yang tidak biasa terjadi
(karena kelalaian atau musibah) maka jumlah rupiah tersebut dapat diperlakukan
sebagai rugi.
·
Identifikasi
Kos Nonproduk
Dalam
kaitannya dengan penandingan sebab-akibat ,kos nonproduksi tidak harus ditunda
pembebanannya untuk dikeitkan dengan pendapatan masa datang kalau tidak ada
kepastian tentang pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan kos
nonproduksi. Ini berarti asosiasi produk diganti dengan asosiasi perioda.
·
Biaya
Antisipasian
Biaya
antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan timbulnya
pendapatan tetapi baru terjadi seteleh pendapatan diakui. Sebagai contoh adalah
kos yang berkaitan dengan kegiatan purna-jual seperti jaminan penjualan,
jaminan reparasi gratis, dan pengumpulan piutang. Bila penandingan sebab-akibat
dipertahankan , kos semacam itu harus diantisipasi dan diakui pada periode
terjadinya penjualan meskipun kos belum terjadi.
Alokasi Sistematik dan Rasional
Alokasi
sistematik dan rasional merupakan proses penandingan dengan perioda sebagai
penakar pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan perioda.
Dalam pengakuan biaya, diasumsi bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa
adalah perioda bukan produk. Keberatan terhadap penandingan ini adalah bahwa
proses alokasi menimbulkan banyak metoda alokasi. Sebenarnya , adanya berbagai
metoda alokasi menunjukkan bahwa akuntansi berusaha untuk menyelaraskan pola
penyerapan kos yang kira-kira mendekati pola pemanfaatan potensi jasa sehingga
konsep penandingan yang tepat dapat dicapai. Depresiasi asset tetap merupakan
contoh masalah ini. Alasan lain yang mendukung dasar penandingan ini adalah:
1) Banyak
jenis biaya perioda yang berkaitan secara tidak langsung dengan pendapatan
perioda berjalan sehingga tidaklah terlalu menyimpang dari asosiasi
sebab-akibat meskipun kos potensi jasa diakui dan dilaporkan sebagai biaya pada
saat potensi jasa tersebut dikonsumsi.
2) Dalam
banyak hal, memang sulit untuk mencari kaitan langsung antara biaya-biaya
tertentu dengan pendapatan. Meskipun demikian, kalau biaya-biaya tersebut
memang diperlukan untuk operasi perusahaan secara keseluruhan maka meretia
harus dibebankan pada periode berjalan.
3) Bila
biaya tidak dapat diasosiasi dengan cukup pasti dengan pendapatan masa datang
atau manfaat ekonomik tidak dapat dikaitkan dengan perioda-perioda masa datang.
4) Kalau
kegiatan atau kejadian sifatnya normal dan berulang serta jumlahnya relatif
konstan, pembebanan langsung tidak mempengaruhi laba secara material meskipun
hal tersebut tidak menggambarkan penandingan yang sempurna atau bahkan salah
tanding.
5) Alokasi
sistemik dan rasional memmeng merupakan kebutuhan.
Kriteria Penangguhan
Kos
non operasi yang berulang terjadinya cukup beralasan untuk langsung dibebankan
daripada ditunda atau disediakan untuk mencapai tepat-tanding.
Alokasi Kos Bergabung
atau Bersama
Alokasi
kos bergabung atau bersama bersifat internal dalam suatu perioda sehingga
hasilnya tidak mempengaruhi kos operasi total untuk perioda tersebut meskipun
dasar alokasi agak arbitrer. Alokasi semacam ini hendaknya tidak diterapkan
untuk alokasi kos faktor jasa antarperioda. Hendriksen menyatakan bahwa alokasi
secara arbitrer antarperioda akan lebih menyesatkan hasilnya daripada tidak
dilakukan alokasi karena alokasi memberi kesan adanya ketepatan yang dalam
kondisi tertentu mungkin tidak dapat dipenuhi.
Alokasi Bukan Sarana Pemerataan Laba
Fungsi
akuntansi adalah untuk mengungkapkan kondisi perusahaan dengan jelas bukan
malahan menutupinya dengan pemerataan laba. Kemajuan dan reputasi suatu
perusahaan harus ditunjukkan dengan kinerja yang sebenarnya bukan semata-mata
dengan permainan angka. Untuk mengatasi fluktuasi laba tahunan, cara terbaik
adalah menerbitkan serangkaian statemen laba-rugi tahunan seperti apa adanya
bukan serangakaian statemen laba yang diratakan.
Pendekatan Nonalokasi
Pendapat
yang cukup kontroversal dan eksterm dikemukakan oleh Thomas (1987) tentang
alokasi dalam akuntansi. Thomas menyatakan bahwa alokasi hanya dapat
dipertahankan bila tiga karakteristik berikut dipenuhi:
1) Ketertambahan
2) Ketakraguan
3) Keterpertahankan
PENANDINGAN
DAN PENYAJIAN POS-POS BIAYA
Idealnya tiap unit produk menyerap semua
jenis kos operasi (produksi, penjualan, administrasi dan pengumpulan piutang).
Akan tetapi, karena tidak mudahnya untuk menghubungkan secara layak kos
kegiatan non produksi ke produk, penakar yang umum dipakai adalah perioda.
Penakaran berbasis perioda menjadikan alokasi sistematik dan rasional suatu hal
tidak dapat dihindari.
Masalah pembebanan kos dan basis
asosiasi di atas berlaku untuk semua jenis potensi jasa. Masalah khusus terjadi
dalam hal sediaan dan asset tetap, khususnya fasilitas fisis yaitu
gedung/pabrik dan perlengkapan (plant and equipments). Uraian berikut membahas
masalah teoritis yang menyangkut pos-pos tersebut.
SEDIAAN
Masalah pengukuran dan penilaian sediaan
pada akhir perioda dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Penentuan
besarnya kos barang yang terjual untuk ditandingkan dengan penjualan sehingga
dapat ditentukan besarnya laba perusahaan.
2. Penentuan
nilai sediaan sebagai unsure asset lancer perusahaan. Penentuan nilai sediaan
sangat penting untuk menilai likuiditas operasi perusahaan.
Karena aliran kos tidak selalu mengikuti
secara persis aliran fisis barang, diperlukan metoda asosiasi yang paling
menggambarkan kegiatan operasi sesungguhnya sehingga penandingan yang tepat
antara biaya (kos barang terjual) dan pendapatan dapat dicapai.
Metoda
Asosiasi
Metoda
asosiasi menjadi basis untuk menentukan unit fisik terjual dan kos yang melekat
dengan jumlah rupiah penjualan. Dengan demikian metoda asosiasi dapat pula
diartikan sebagai asumsi aliran kos dalam memgikuti aliran fisis barang.
Dasar
pemilihan metoda sangat tergantung pada tujuan dan kondisi yang dihadapi
perusahaan. Beberapa perimbangan yang dapat dijadikan dasar pemilihan metoda
dapat disebutkan sbb :
1. Bila
dimungkinkan. Kos harus diidentifikasi dengan unit fisis barang yang diukur.
2. Operasi
perusahaan harus dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang berturutan dan
kontinus bukannya serangkaian projek-projek yang terpisah-pisah.
3. Kalau
tujuan ditekankan pada penilaian sediaan dengan haraga paling akhir, asosiasi
kos akan ditujukan pada sediaan barang dengan menggunakan kos yang paling akhir
dan kos barang terjual merupakan angka residual.
4. Kalau
untung dan rugi akibat fluktuasi harga (holding gains and loses) akan
diidentifikasi dan dilaporkan secara terpisah dengan kos harga terjual, kos
historis jelas tidak akan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Berbagai
metoda asosiasi akan dibahas dalam kaitannya dengan beberapa pertimbangan di
atas.
Identifikasi Khusus
Untuk
jenis barang mahal dan perputarannya rendah, metoda ini sangat cocok sekali
untuk tujuan pengendalian di samping tujuan penandingan yang tepat. Namun
demikian metode ini mengandung beberapa kelemahan antara lain :
a. Jarang
sekali pendapatan khusus ditandingkan dengan kos khusus karena pendapatan
perusahaan merupakan hasil dari seluruh upaya perusahaan sebagai kesatuan.
b. Untuk
jenis barang yang homogen dan harganya relative murah, metoda ini menjadi
terlalu mahal dan tidak sepadan dengan nilai tambahan informasi yang diperoleh
c. Kalau
fluktuasi harga sangat mencolok, metoda ini dapat digunakan sebagai alat
manipulasi laba atau earnings management.
Metoda Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Metoda
ini sangat logis dalam merefleksi asosiasi sebab-akibat karena sangat sederhana
dan jelas untuk memecah kos ke dalam dua komponen (sediaan dan barang terjual)
atas dasar kos yang benar-benar melekat dalam kedua komponen tersebut.
Jadi,
kalau penandingan secara tepat biaya dan pendapatan menjadi tujuan metoda ini
paling didukung atas dasar argument berikut :
a. Metoda
ini mendekati metoda identifikasi khusus yang menjadi standar pemecahan kos.
b. Untung
atau rugi karena fluktuasi harga dengan sendirinya terealisasi dan diakui
bersamaan dengan terjualnya barang walaupun tidak disajikan secara terpisah dan
melekat dalam angka laba.
c. Penyajian
sediaan akhir dalam neraca akan menggambarkan kos yang mendekati kos sekarang
atau kos pengganti.
Rata-Rata Berbobot
Metoda
ini menganggap bahwa dalam proses produksi terjadi peleburan factor produksi
yang sama selama satu perioda menjadi satu masa yang homogenus. Artinya, bahan
baku tertentu yang dibeli berkali-kali atau produk yang dihasilkan dari
beberapa angkatan produk dalam suatu periode dianggap sebagai satu kesatuan
(massa).
Sediaan Normal
Metode
ini sering disebut dengan metoda sediaan permanen (iron-stock method).
Tujuannya adalah penandingan pendapatan sekarang sekaligus meniadakan kebutuhan
pelaporan untung atau rugi menahan sediaan atau fluktuasi harga. Metoda ini
menyajikan sediaan di neraca dengan harga satuan yang cukup pasti.
Masuk Terakhir Keluar Pertama
Metoda
ini sangat popular di Amerika karena metoda tersebut dapat digunakan dalam
penilaian sediaan untuk kepentingan pengisian surat pemberitahuan pajak
(tax-return) walaupun di satu sisi MTKP mempunyai beberapa keunggulan untuk
pelaporan keuangan, beberapa kritik diajukan terhadap metoda ini yaitu antar
lain :
a. Penilaian
sediaan untuk tujuan penyajian di neraca tidak menggambarkan potensi jasa yang
sesungguhnya dan kemungkinan tidak mempunyai arti ekonomik lagi karena kos yang
digunakan adalah kos yang sudah using.
b. Metoda
MTKP bukan merupakan metoda untuk mengatasi perubahan tingkat harga umum (daya
beli) yang sering dijadikan alasan untuk penggunaan metoda ini.
c. Metoda
ini bertentangan dengan aliran fisis yang sesungguhnya sehinga tidak
menggambarkan laba operasi perusahaan atas dasar kegiatan yang kronologis.
Implikasi Metoda Asosiasi Terhadap Laba
Seandainya
metoda yang layak telah ditetapkan, keterandalan kos sediaan akhirnya sangat
bergantung pada system penelusuran factor produksi yang membentuk produk atau
barang. Jadi, dalam kondisi operasi perusahaan modern yang kompleks, apa yang
dapat dicapai dalam penentuan laba periodic sebenarnya tidak dapat diharapkan
lebih daripada pengukuran yang mendekati ideal.
FASILITAS FISIS
Dalam
hal fasilitas fisik, kos yang terjadi pada saat pemerolehan pada umumnya diakui
sebagai asset dan baru kemudian kos tersebut diakui sebagai biaya sesuai dengan
pola penyerapan manfaat yang direpresentasi dengan kos.
Karakteristik dan Tujuan Pelaporan
Semua
asset mempunyai karakteristik umum yaitu merupakan potensi jasa yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya. Fasilitas fisis
mempunyai karakteristik sbb :
a. Berwujud
fisis dan dikuasai oleh perusahaan untuk mengolah dan memperlancar kegiatan
operasi perusahaan.
b. Pada
umumnya berumur panjang walaupun terbatas sehingga perlu penggantian.
c. Bernilai
bagi perusahaan lantaran kekuasaan atau hak perusahaan untuk menggunakannya
bukan lantaran hak miliknya.
d. Pada
umunya erupakan asset nonmoneter dan manfaat yang dapat diberikan berupa
potensi jasa (service potentials) bukan daya beli atau ketertukarannya
(exchangeability).
Karateristik
yang demikian menyebabkan tujuan pelaporan dan pengukuran fasilitas fisis ini
adalah untuk menentukan penggunaan jasa dalam suatu perioda yang diperkirakan
telah menghasilkan pendapatan.
Basis Pembebanan
Fasilitas
fisis memberi kontriusi jasa ke opreasi berupa kapasitas atau daya. Oleh karena
itu kos daya atau kapasitas fasilitas fisis tersebut jelas harus diserap
menjadi bagian kos produksi dan akhirnya menjadi bahan pendapatan.
Jadi,
pembebanan kos fasilitas fisis untuk suatu perioda tidak dapat ditentukan atas
dasar pengukuran fisis yang objektif tetapi lebih merupakan suatu hasil
pertimbangan (judgement) atas dasar taksiran factor-faktor penentu (yaitu umur
ekonomik, kapasitas ekonomik, dan nilai residual) yang sering tidak dapat diuji
validitasnya secara objektif.
Makna Depresiasi
Dari
segi akuntansi, depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik
dan rasional dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa
yang dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi
sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya.
Jadi
dapat dikatakan bahwa kos fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya
dibayar dimuka; akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya
dibayar di muka tersebut ke produksi atau perioda berjalan. Untuk tujuan
pengembangan pelaporan keuangan, depresiasi secara teoritis dapat dimaknai
selain sebagai prosedur atau alokasi sistematik dalam rangka penandingan biaya
dan pendapatan yang tepat.
Depresiasi
Sebagai Proses Akumulasi Dana
Pengertian
ini didasari oleh gagasan bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup,
perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya. Akibatnya,
perusahaan harus menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh. Pengakuan
biaya depresiasi tidak mempunyai kaitan langsung dengan masalah penggantian.
Depresiasi Sebagai Pemulihan Investasi
Secara
konseptual sama dengan pandangan di atas tetapi dianggap bahwa fasilitas fisis
didanai dengan utang. Agar perusahaan mampu membayar kembali investasinya maka
harus dilakukan penyisihan dana dengan cara mengurangi pendapatan perusahaan
sebesar depresiasi.
Depresiasi sebagai Proses Penilaian
Salah
satu pendefinisian secara semantic adalah depresiasi dipandang sebagai
penurunan potensi jasa (decline in serve potential) selama periode operasi
akibat keausan fisis, konsumsi manfaat atau keusangan teknologis. Dengan
demikian penurunan potensi jasa selama perioda dapat dipandang sebagai selisih
penilaian antara potensi jasa awal dan potensi jasa akhir baik secara fisis
maupun moneter.
Nilai Setara Tunai (current cash equivalents)
Dengan
basis ini penurunan nilai fasilitas fisis ditentukan dengan cara menghitung
selisih nilai setara tunai pada awal dan akhir perioda. Nilai ini adalah harga
pasar asset yang sama dalam kondisi yang sama sebagai barang bekas. Di sini
dianggap bahwa daya beli uang stabil.
Kontribusi pendapatan Neto Diskunan (discounted net
revenue contribution)
Dengan
penilaian ini, depresiasi ditentukan dengan cara menghitung selisih nilai
diskunan aliran kontribusi pendapatan neto pada awal dan akhir perioda.
Kontribusi pendapatan neto adalah tambahan aliran kas masuk (pendapatan) karena
adanya investasi fasilitas fisis bersangkutan. Penilaian ini memerlukan
informasi tariff diskun yang biasanya didasarkan atas tingkat kembalian (rate
of return) investasi bebas resiko atau tingkat bunga umum yang berlaku.
Depresiasi sebagai Sarana Penandingan Kos dengan
Kontribusi Pendapatan Neto
Pendapatan
neto disini adalah pendapatan yang dihasilkan oleh fasilitas fisis dikurangi
biaya pengoprasian fasilitas fisis. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa
variasi pendapatan merefleksi variasi penyerapan jasa fasilitas fisik.
Metoda Alokasi
Metoda
yang paling rasional adalah metoda yang mendasarkan diri pada aliran penyerapan
kapasitas jasa tersebut. Dengan kata lain, metoda yang paling tepat adalah
metoda unit produksi (production or output method). Kesulitan utama yang
dihadapi metoda ini adalah penentuan kapasitas total yang dapat dihasilkan
selama umur ekonomik asset bersangkutan.
Jadi
yang paling diperlukan adalah suatu kebijakan depresiasi yang sistematik dan
logis didasarkan atas berbagai kemungkinan dan factor yang melingkupi fasilitas
fisis yang bersangkutan.
Hubungan Depresiasi dan Laba
Ini berarti besarnya biaya depresiasi bergantung
pada besarnya pendapatan dalam perioda tertentu. Implikasinya adalah dalam hal
pendapatan cukup kecil, akan terjadi semacam penundaan biaya depresiasi atau
“tahun gemuk menutup tahun kurus”. Jadi meskipun tetap dituntut untuk menaksir
depresiasi tahunan secara seksama, rasional dan objektif, hendaknya tidak ada
pikiran sama sekali untuk mempengaruhi besarnya laba.
Koreksi Terhadap Kesalahan Taksiran
Program
depresiasi harus direvisi bilamana kenyataan jelas menunjukkan bahawa revisi
tersebut diperlukan. Yang penting adalah semua penyesuaian yang berlaku surut
harus dilaporkan melalui statement laba rugi.
Jadi,
kalau pemberhentian dari penggunaan sudah pasti terjadi maka kos yang melekat
pada fasilitas tersebut juga harus dihentikan, artinya tidak dapat lagi
dibebankan ke produksi setelah pemberhentian. Mengkapitalisasi rugi
pemberhentian sama saja dengan menyangkal adanya rugi tersebut. Kos yang harus
dibebankan ke operasi selama umur fasilitas fisis yang baru adalah terbatas
pada kos unit baru tersebut. Sisa kapasitas fasilitas fisis lama tidak menambah
daya atau kapasitas fasilitas fisis baru.
TANAH
Oleh
karenanya, dapat dianggap bahwa kos tanah tidak perlu didepresiasi atau
diamortisasi menjadi biaya depresiasi. Dengan kata lain, fungsi tanah untuk menyediakan jasa ditempati tanpa
batas waktu (selamanya) cukup menjadi alas an kebijakan untuk memperlakukan kos
tanah sebagai investasi permanen dalam fasilitas produksi.
Tanah Bukan Hak Milik Permanen
Dalam
keadaan seperti ini, akuntansi yang sehat menghendaki pemisahan kos tanah
menjadi bagian yang dimasukkan sebagai kos sisa tanah (kalau ada) dan bagian
yang menunjukkan kos elemen tanah yang dapat habis jasanya (potensi jasa tanah
untuk ditanami), kemudian ditentukan alokasi kos semantic yang tepat untuk
bagian kedua tersebut. Jadi, dengan akuntansi seperti di atas,
pengeluaran-pengeluaran untuk mengembalikan kesuburan tanah akan menjadi bagian
kos tanah yang pada akhirnya harus didepresiasi.
Sumber Alam
Kos
sumber alam tersebut (tidak termasuk sisa nilai tanah) harus diserap secara
sistematik ke produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi. Kos yang diserap
ini disebut deplesi. Seperti juga depresiasi, deplesi sebagai kos atau upaya
untuk menghasilkan pendapatan harus ditentukan secara objektif dan rasional
tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap laba bersih.
ASET TAK BERWUJUD
Penghapusan
langsung seluruh kos sebagai rugi harus segera dilakukan kalau kondisi
menunjukkan bahwa asset tak berwujud tersebut tidak lagi mempunyai arti
ekonomik yang penting. Karena banyak masalah teoritis yang timbul, dua jenis
asset tak berwujud yaitu goodwill dan kos organisasi dibahas di bawah ini.
Goodwill
Goodwill
adalah selisih lebih jumlah rupiah tunai atau setaranya yang dibayarkan oleh
perusahaan pembeli di atas nilai pasar wajar atau nilai buku kekayaan fisis
perusahaan yang dibeli. Kos goodwill yang melekat pada harga beli suatu
perusahaan yang sudah beroperasi pada dasarnya merupakan nilai sekarang atau
nilai diskunan (present or discounted value) kelebihan laba yang dihasilkan.
Dengan demikian, sangat masuk akal kalau kos yang diperhitungkan sebagai
goodwill harus diserap dan dibebankan ke pendapatan selama kurun waktu yang
dijadikan dasar dalam mempertimbangkan kos pemerolehan perusahaan sehingga laba
yang tampak dalam statement laba rugi menunjukkan laba bersih normal.
Oleh
karena itu, goodwill sebenarnya dapat diakui dalam satu akun debit dan dimaknai
sebagai akun penilaian induk (master valuation account) terhadap semua asset
sebagai satu kesatuan.
Kos Organisasi
Kos
organisasi diperlakukan sebagai asset tak berwujud karena kos tersebut tidak
dapat dikaitkan dengan asset tetap berwujud yang ada dalam perusahaan. Akan tetapi kos pendirian tersebut harus
mulai diserap atau dihapuskan bila terjadi penurunan laba dan pengerutan kekayaan yang terus menerus akibat kegagalan
usaha atau proses likuidasi.
Jadi
kos organisasi tidak semestinya diamortisasi dalam hal perusahaan barjalan
terus dan berkembang tetapi tidak semestinya dipertahankan tetap utuh dalam hal
perusahaan mengalami kemunduran yang terus menerus. Untuk perusahaan yang
bergerak dalam bidang usahaeksploitasi sumber daya alam, penyerapan secara
sistematik kos organisasi selama umur fasilitas fisis (pabrik) adalah perlakuan
yang paling layak. Dengan dasar pikiran yang sama, jumlah rupiah komisi atau
berbagai pengeluaran yang lain yang berkaitan dengan penerbitan surat-surat
berharga harus diserap (dihapuskan) selama sisa umur surat berharga tersebut.
PENYAJIAN BIAYA
Penyajian
biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan saran untuk itu
adalah statemen laba rugi.
Baca Juga Materi Teori Akuntansi lainnya..
Baca Juga Materi Teori Akuntansi lainnya..
Terima kasih untuk share ilmu dasar akuntansinya sangat bermanfaat.. salam kenal dari saya..^^
BalasHapusMakasih, salut, semoga tetap semangat berkarya dan berbagi untuk para pembaca :)
BalasHapusterimaksih telah membagi-bagi ilmu :)
BalasHapus